tag:blogger.com,1999:blog-87179406825030019502024-03-14T01:01:38.820-07:00 Hikmah Suatu Kisah <br>
<br>
Welcome To My Blog. <br>
Selalu ada hikmah dibalik suatu kejadian. <br> Jadikan hikmah tersebut sebagai pembelajaran dalam hidup!Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-85384616735368173642013-01-09T22:10:00.000-08:002013-01-12T07:30:20.431-08:00RENUNGAN UNTUK PARA PEROKOK<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Iklan dengan makna yang kuat, silahkan simak videonya..</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<center>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/WxDLW-Fsu9g" width="420"></iframe> </span></span></center>
<center>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></center>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Belum cukup ? Masih ada satu lagi.</span></span><br />
<br />
<center>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/RrKozhMaiKw" width="560"></iframe> </span></span></center>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Setelah melihat Video ini, bayangkan seandainya <b>anak itu datang meminjam kerok kepada anda, apa yang anda lakukan ? Apa anda akan memberinya korek atau tidak ?</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Jika tidak, apa alasan anda ? Coba tanamkan alasan tersebut untuk diri anda sendiri !</span></span><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">description :</span></span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;">iklan pertama : </span><span style="font-size: small;">-</span><span style="font-size: small;"> </span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;">i</span>klan kedua :</span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i></i>Tayangan video tersebut berjudul Smoking Kid dibuat oleh Yayasan Promosi
Kesehatan Thailand. Di awal terlihat beberapa perokok dewasa sedang
asyik merokok. Mereka tidak sadar sedang diambil gambar lantaran
dilakukan dengan kamera tersembunyi.<br /><br />Tiba-tiba saat sedang asyik
mengepulkan asap kenikmatan, masing-masing perokok di tempat berbeda itu
didatangi bocah, satu laki-laki dan perempuan. Perokok dewasa,
laki-laki dan perempuan, terkejut saat sang bocah hendak meminjam korek
sembari mengeluarkan sebatang rokok.<br /><br />Lucunya para perokok dewasa
itu tidak mau meminjamkan korek kepada para bocah itu. Bahkan dalam
salah satu adegan, seorang perokok wanita mengatakan hal itu tidak baik
buat kesehatan dan menyuruh anak itu berhenti merokok. Ada salah satu
perokok pria sempat menceramahi bocah itu jika kegiatan merokok itu
dapat menyebabkan kanker, emfisema, stroke, dan lainnya.<br /><br />Saat
asyik menceramahi, tiba-tiba para bocah itu balik bertanya, "Jadi kenapa
Anda merokok?" Langsung saja para perokok dewasa itu tidak berkutik
menghadapi pertanyaan itu. Sejurus kemudian, anak laki-laki dan
perempuan itu menyodorkan sebuah kertas berisi kalimat berbunyi, 'Anda
peduli dengan saya. Lalu kenapa Anda tidak peduli dengan diri Anda?
Ingatkan diri Anda adalah langkah paling efektif buat berhenti merokok.'<br /><br />Setelah
kedua bocah itu meninggalkan masing-masing perokok, mereka pun terdiam.
Ekspresi wajah mereka berbeda-beda. Ada yang kaget, terdiam, menggaruk
kepala, dan langsung memasukkan kertas itu langsung ke saku celana. <br /><br />Saatnya yang merasa untuk merenungi diri... </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-84603093567522194972012-12-22T18:27:00.002-08:002012-12-22T18:27:42.174-08:00KISAH NYATA, YU YUAN GADIS KECIL BERHATI MALAIKAT<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kisah ini terjadi pada tahun 2005
seorang gadis kecil di China yang menderita penyakit leukemia ganas,
tetapi mempunyai hati bak seorang malaikat. Setelah mengetahui
penyakitnya tidak dapat disembuhkan lagi, ia rela melepaskan semuanya
dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang masih punya harapan serta
masa depan. </span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqhPyjF5L74n2i-kTW4SE9m7rtoE2a-4HJ2YBfxv4JAkDn150Z5hOfVAGCqn3Uo4Z_mflyRn7BjDk6j0TebNo9q_TW30we67FodtyyZ0Xi6VXUtR_FX_hVkaqAv_qTkAtSdo33lKKvb86/s1600/yuyuan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="yu yuan leukemia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqhPyjF5L74n2i-kTW4SE9m7rtoE2a-4HJ2YBfxv4JAkDn150Z5hOfVAGCqn3Uo4Z_mflyRn7BjDk6j0TebNo9q_TW30we67FodtyyZ0Xi6VXUtR_FX_hVkaqAv_qTkAtSdo33lKKvb86/s1600/yuyuan.jpg" /></a></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebuah kisah nyata tentang seorang
gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan
hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat
hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia
tinggalkan di batu nisannya adalah “Saya pernah datang dan saya sangat
penurut”. Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia
telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari
perkumpulan orang Chinese seluruh dunia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia membagi dana tersebut
menjadi tujuh, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang
berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia
hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun
yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota
Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak
menemukan pasangan hidupnya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalau masih harus mengadopsi
anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.
Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana
papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah
papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat
menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis,
20 November jam 12. Melihat anak kecil ini menangis dengan suara
tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang
yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan berat hati papanya
memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “Saya makan
apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian, papanya
memberikan dia nama Yu Yan. Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum
menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak
mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan
air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah
dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Musim silih berganti, Yu Yuan
pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar
biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari
kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah
ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa. Yu
Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima
tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci
baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan
baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anak-anak lain memiliki sepasang
orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini
hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi
seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan
marah. Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat
mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang
bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya.
Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya.
Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada
papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang
susah untuk menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman papanya, dia
merasa puas dan bahagia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Walaupun tidak seperti anak-anak
lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia
sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai
mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia
menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata
berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan
pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa
untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga
mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan
bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa
Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Begitu tiba di rumah sakit, Yu
Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya
bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah
yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan
memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil
sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu
Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh
berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Dokter yang melihat
keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah
diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas.
Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar
300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di
ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan berbagai cara meminjam
uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul
sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual
rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu
kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus.
Dalam hati Yu Yuan merasa sedih.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada suatu hari Yu Yuan menarik
tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat
terlontar. “Papa saya ingin mati”. Papanya dengan pandangan yang kaget
melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati”. “Saya
adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga,
tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit
ini.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan
mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat
keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun
mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri.
Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak
pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada
papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada
papanya: “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah
melihat foto ini”.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari kedua, papanya menyuruh
bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan
sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok
yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba
dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah
studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik
mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum,
pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar.
Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat
kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas
dari pohon dan hilang ditiup angin.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah mengetahui keadaan Yu
Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan,
menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur
8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh
kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak
kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke
seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang
dana bagi anak ini.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dunia yang damai ini menjadi
suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang. Hanya dalam waktu
sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah
mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik
kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan, tetapi dana terus
mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter
sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan
pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu
Yuan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrTzV8kt503OYWFUcA0xnFTG55-r2z9KO7hzsMHq2UdGq8gCvUKmsduDjUf8woyzTXmurHiZZS3pkpRWGmFAYriepIoUkj4YNXA71du5TZTOR5mJrJpyYrRsKs_mFJuWSmLul9YXaZFPLA/s1600/yu+yuan.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="yu yuan leukemia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrTzV8kt503OYWFUcA0xnFTG55-r2z9KO7hzsMHq2UdGq8gCvUKmsduDjUf8woyzTXmurHiZZS3pkpRWGmFAYriepIoUkj4YNXA71du5TZTOR5mJrJpyYrRsKs_mFJuWSmLul9YXaZFPLA/s320/yu+yuan.jpg" height="320" width="224" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ada
seorang teman di-email bahkan menulis: Yu Yuan anakku yang tercinta
saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya
mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh
besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta. Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan
yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa
kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah
ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan
akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah
pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang
untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum
padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan
proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada permulaan terapi Yu Yuan
sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat
pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik
ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga
tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari
dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang
seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi
anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari kedua saat dokter Shii Min
datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama.
Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan
tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan
sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh
kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak
orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selama dua bulan Yu Yuan
melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut.
Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari
bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa
terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu
Yuan. Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi
sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia
yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah melewati operasi
tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah. Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan
bertanya kepada wartawan Fu Yuan: “Tante kenapa mereka mau menyumbang
dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan
tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati”. Yu
Yuan kemudia berkata : “Tante saya juga mau menjadi orang yang baik
hati”. Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang
baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu
yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan
kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Fu Yuan kaget, sekali membuka
dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang
pengaturan pemakamannya sendiri.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ini adalah seorang anak yang
berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas
ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam
bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat
tinggal tante Fu Yuan. Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh
kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang
ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal.
Tolong.... dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat
tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat
surat kabar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Sampai jumpa tante, kita
berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana
pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga
pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu
dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas
sembuh”.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Surat wasiat ini membuat Fu Yuan
tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya. Saya pernah datang,
saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan.
Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu
bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk
bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil
mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu
Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan
pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat
pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut
menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi
tetap tidak bisa membantunya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Yu Yuan yang telah menderita
karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang
tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik
yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di kecamatan She Chuan, sebuah
email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang
mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang
ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak
kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah
kedua sayapmu. Terbanglah……………” demikian kata-kata dari seorang pemuda
tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada tanggal 26 Agustus,
pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka,
banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan.
Mereka adalah papa-mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa
hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan
pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai
daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtmj-wX2lyAUHzYsAi6K9djcgAvP-U9NGDU6Gg5ZASgkIbvofz5cYRmQSgBW29FeSh6epZ6PwVnQct6hsxsM0pc_jeU-6h0mjvHwvpAwc467pr5qAHeCtBFncfZbgzY6OGpuecZiQwj-8I/s1600/yu+yuan+1.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="yu yuan leukemia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtmj-wX2lyAUHzYsAi6K9djcgAvP-U9NGDU6Gg5ZASgkIbvofz5cYRmQSgBW29FeSh6epZ6PwVnQct6hsxsM0pc_jeU-6h0mjvHwvpAwc467pr5qAHeCtBFncfZbgzY6OGpuecZiQwj-8I/s1600/yu+yuan+1.jpg" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di
depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa.
Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”
(30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan
singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia
masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis
kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu. Sesuai
pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada
anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan
dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang
Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua
berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang
berjuang melawan kematian.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada tanggal 24 September, anak
pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi
berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut
wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda,
terima kasih adik Yu Yuan, kamu pasti sedang melihat kami diatas sana.
Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan
kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.</span></span></div>
<br />
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8717940682503001950" hreh="http://cerita-bijak-motivasi.blogspot.com//"> Sumber. </a>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-50473308699876624812012-12-22T18:16:00.001-08:002012-12-22T18:16:12.874-08:00BUKU HARIAN SANG PRAMUGARI YANG MENGHARUKAN <div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Seorang ayah tua yang datang dari
desa, membopong sekantung ketela merah kering menempuh jarak jauh pergi
menjenguk anaknya yang sedang kuliah di Beijing, tindak tanduknya selama
di pesawat telah membuat seorang pramugari yang baik hati menjadi
terenyuh. Pramugari tersebut menuliskan rasa harunya itu ke dalam buku
harian dan disebar luaskan di internet, “Buku Harian Sang Pramugari” ini
dengan cepat telah membuat puluhan ribu Netter terharu…</span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-7ypEgvEG2tCNT3lGl7vlgoyfeNVf4K2RwrRc8DGum1j5KcKetDRFHbzV0jFXI_VSchwQz14wGg-I1Cze6EfEBzU7lLR2_Kh_0LyQZ_5CsuCHNhO8iSZskuACUNxMZpR_1mkNc7bppcKt/s1600/Garuda_Indonesia_Flight_Attendants_in_Kebaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-7ypEgvEG2tCNT3lGl7vlgoyfeNVf4K2RwrRc8DGum1j5KcKetDRFHbzV0jFXI_VSchwQz14wGg-I1Cze6EfEBzU7lLR2_Kh_0LyQZ_5CsuCHNhO8iSZskuACUNxMZpR_1mkNc7bppcKt/s1600/Garuda_Indonesia_Flight_Attendants_in_Kebaya.jpg" height="320" width="205" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya adalah seorang pramugari biasa
dari Eastern Airlines, karena masa kerja saya belum lama, jadi belum
menjumpai masalah besar yang tidak bisa dilupakan, setiap hari terlewati
dengan hal-hal kecil yaitu menuangkan air dan menyuguhkan teh. Tidak
ada kegairahan dalam bekerja, sangatlah hambar. Tapi hari ini, tanggal 7
Juni, saya telah menjumpai suatu kejadian yang merubah pemikiran saya
terhadap pekerjaan dan pandangan hidup.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari ini kami melakukan
penerbangan dari Shanghai ke Beijing, penumpang saat itu sangat banyak,
satu unit pesawat terisi penuh. Di antara rombongan orang yang naik
pesawat ada seorang paman tua dari desa yang tidak menarik perhatian,
dia membopong satu karung goni besar di punggungnya, dengan membawa
aroma tanah yang khas dari pedesaan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saat itu saya sedang berada di
depan pintu pesawat untuk menyambut para tamu, pikiran pertama yang
menghampiri saya saat itu adalah masyarakat sekarang ini sudah sangat
makmur, bahkan seorang paman tua dari desa pun memiliki uang untuk naik
pesawat, sungguh royal.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ketika pesawat sudah mulai
terbang datar, kami mulai menuangkan air, hingga tiba di baris kursi ke
20-an, terlihat paman tua tersebut, dia duduk dengan sangat hati-hati,
tegak tidak bergerak sama sekali, karung goninya juga tidak diletakkan
di tempat bagasi bawaan, tingkah si paman tua itu menggendong karung
goni besar sekilas seperti rak penyangga bola dunia (globe), tegak
seperti patung.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saat ditanya mau minum apa,
dengan gugup dia menggoyang-goyangkan tangannya dan berkata tidak mau.
Saat hendak dibantu untuk menyimpan karungnya di tempat bagasi dia juga
menolak. Terpaksa kami biarkan dia menggendong karung tersebut. Beberapa
saat kemudian tiba waktunya untuk membagikan makanan, kami mendapatkan
bahwa dia masih duduk dengan tegak dan tidak bergerak sama sekali,
kelihatannya sangat gelisah, saat diberi nasi, dia tetap saja
menggoyangkan tangannya menolak tanda tidak mau.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Karenanya kepala pramugari
datang menghampirinya dengan ramah menanyakan apakah dia sedang sakit.
Dengan suara lirih dia berkata ingin ke toilet tapi dia tidak tahu
apakah boleh berkeliaran di dalam pesawat, dia takut merusak
barang-barang yang ada di dalam pesawat.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kami memberitahu dia tidak ada
masalah dan menyuruh seorang pramugara mengantarkannya ke toilet. Saat
menambahkan air untuk kedua kalinya, kami mendapati dirinya sedang
mengamati penumpang lain minum air sambil terus menerus menjilat-jilat
bibirnya sendiri, karenanya kami lantas menuangkan secangkir teh hangat
dan kami letakkan di atas mejanya tanpa bertanya kepadanya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Siapa sangka tindakan kami ini
membuat ia sangat ketakutan dan berkali-kali ia mengatakan tidak perlu,
kami pun berkata kepadanya minumlah jika sudah haus. Mendengar demikian
dia melakukan tindakan yang jauh lebih mengejutkan lagi, buru-buru dia
mengambil segenggam uang dari balik bajunya, semuanya berupa uang koin
satu sen-an, dan disodorkan kepada kami. Kami mengatakan kepadanya bahwa
minuman ini gratis, dia tidak percaya. Dia sepanjang perjalanan
beberapa kali ia masuk ke rumah orang untuk meminta air minum tetapi
tidak pernah diberi, bahkan selalu diusir dengan penuh kebencian.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Akhirnya kami baru mengetahui
ternyata demi menghemat uang, sepanjang perjalanannya ia sebisa mungkin
tidak naik kendaraan dan memaksakan diri berjalan kaki hingga mencapai
kota terdekat dengan bandara, barulah dia naik taksi ke bandara, bekal
uangnya tidak banyak, maka dia hanya bisa meminta air minum dari depot
ke depot sepanjang perjalanan yang dilewatinya. Sayang sekali dia sering
sekali diusir pergi, orang-orang menganggapnya pengemis.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kami menasihatinya selama
beberapa waktu lamanya hingga akhirnya dia mau mempercayai kami, duduk,
lalu perlahan-lahan meminum tehnya. Kami menanyakan apakah dia lapar,
maukah memakan nasi, dia masih tetap saja mengatakan tidak mau. Dia
bercerita bahwa ia memiliki 2 orang putra, keduanya bisa diandalkan dan
sangat berguna, keduanya diterima di perguruan tinggi, yang bungsu
sekarang kuliah di semester 6, sedangkan si sulung telah bekerja.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kali ini dia ke Beijing
menjenguk anak bungsunya yang sedang kuliah. Karena anak sulung sudah
bekerja bermaksud menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersamanya
di kota, akan tetapi kedua orang tuanya tidak terbiasa, mereka hanya
menetap beberapa waktu lamanya lalu kembali lagi ke desa.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kali ini karena anak sulungnya
tidak ingin sang ayah susah payah naik angkutan, maka dibelikanlah tiket
pesawat khusus bagi ayahnya dan bermaksud menemani ayahnya untuk
berangkat bersama dengan pesawat karena sang ayah tidak pernah menumpang
pesawat sebelumnya, ia sangat khawatir ayahnya tidak mengenali jalan.
Akan tetapi ayahnya mati-matian tidak mau naik pesawat karena
beranggapan bahwa hal tersebut adalah suatu pemborosan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Akhirnya setelah bisa dinasihati
sang ayah tetap bersikukuh untuk berangkat sendirian, tidak mau anaknya
memboroskan uang untuk membeli selembar tiket lagi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia membopong sekarung ketela
merah kering yang diberikan pada anak bungsunya. Ketika pemeriksaan
sebelum naik ke pesawat, petugas mengatakan bahwa karungnya itu terlalu
besar, dan memintanya agar karung itu dimasukkan ke bagasi, namun dia
mati-matian menolak, dia bilang takut ketelanya hancur, jika hancur anak
bungsunya tidak mau makan lagi. Kami memberitahu dia bahwa barang
bawaannya aman jika disimpan disitu, dia berdiri dengan waspada dalam
waktu lama, kemudian baru diletakkannya dengan hati-hati.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selama dalam perjalanan di
pesawat kami sangat rajin menuangkan air minum untuknya, dan dia selalu
dengan sopan mengucapkan terima kasih. Tapi dia masih bersikukuh tidak
mau makan. Walaupun kami tahu perut si paman tua sudah sangat lapar.
Sampai menjelang pesawat akan mendarat, dia dengan sangat berhati-hati
menanyakan kepada kami apakah kami bisa memberikan sebuah kantongan
kepadanya, yang akan digunakan untuk membungkus nasi jatahnya tersebut
untuk dia bawa pergi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia bilang selama ini dia tidak
pernah mendapatkan makanan yang begitu enak, dan dia akan bawakan
makanan itu untuk diberikan kepada anak bungsunya. Kami semua sangat
terkejut. Bagi kami nasi yang kami lihat setiap hari ini, ternyata
begitu berharganya bagi seorang kakek tua yang datang dari desa ini.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia sendiri enggan untuk makan,
dia menahan lapar, demi untuk disisakan bagi anaknya. Oleh karena itu,
seluruh makanan yang sisa yang tidak terbagikan kami bungkus semuanya
untuk diberikan kepadanya agar dibawa. Lagi-lagi dia menolak dengan
penuh kepanikan, dia bilang dia hanya mau mengambil jatahnya saja, dia
tidak mau mengambil keuntungan dari orang lain. Kami kembali dibuat
terharu oleh paman tua ini.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meskipun bukan suatu hal yang besar, akan tetapi bagi saya ini adalah suatu pelajaran yang sangat mendalam.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tadinya saya berpikir bahwa
kejadian ini sudah selesai sampai disini saja, siapa tahu setelah para
tamu lainnya sudah turun dari pesawat, tinggallah paman tua itu seorang
diri, kami membantunya membawakan karung goninya sampai ke pintu keluar,
saat kami akan membantunya menaikkan karung goni tersebut ke
punggungnya, mendadak paman tua itu melakukan suatu tindakan yang tak
akan pernah saya lupakan seumur hidup: dia berlutut di atas tanah, lalu
dengan air mata berlinang dia bersujud kepada kami dan mengatakan,
“Kalian semua sungguh adalah orang-orang yang baik, kami orang desa
sehari hanya bisa makan nasi satu kali, selama ini kami belum pernah
minum air yang begitu manis, tidak pernah melihat nasi yang begitu
bagus, hari ini kalian bukan saja tidak membenci dan menjauhi saya,
malah dengan ramah melayani saya, sungguh saya tidak tahu bagaimana
harus berterima kasih kepada kalian, saya hanya bisa berharap kalian
orang-orang yang baik suatu hari nanti akan mendapatkan balasan yang
baik”.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sambil tetap berlutut, sambil
berkata seperti itu, sambil menangis, kami semua buru-buru memapahnya
untuk berdiri, sambil tiada hentinya menasihatinya dan menyerahkannya
kepada seorang penjaga yang bertugas untuk membantunya, setelah itu kami
baru kembali ke pesawat untuk melanjutkan pekerjaan kami.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Terus terang saja, selama 5
tahun saya bekerja, di dalam pesawat saya telah menemui berbagai macam
penumpang, ada yang tidak beradab, ada yang main pukul, juga ada yang
berbuat onar tanpa alas an, tapi kami tidak pernah menjumpai orang yang
berlutut kepada kami, terus terang kami juga tidak melakukan hal yang
khusus kepadanya, hanya menuangkan air agak sering untuk beliau, hal ini
telah membuat seseorang yang telah berumur 70 tahun lebih berlutut
untuk berterima kasih kepada kami, lagi pula melihat dia memanggul satu
karung ketela merah kering, dia sendiri rela tidak makan dan menahan
lapar demi membawakan anaknya nasi yang dibagikan di pesawat, juga tidak
mau menerima nasi jatah milik orang lain yang bukan menjadi miliknya,
tidak serakah, saya sungguh merasakan penyesalan yang amat mendalam,
lain kali saya harus bisa belajar berterima kasih, belajar membalas budi
orang lain.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Adalah paman tua ini yang telah mengajarkan kepada saya, bagaimana saya harus hidup dengan penuh kebajikan dan kejujuran. (<i>The Epoch Times</i>)</span></span></div>
<br />
<a href="http://erabaru.net//"> Sumber. </a>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-36604230786356443052012-12-22T17:50:00.002-08:002012-12-22T18:03:01.378-08:00DUA MANUSIA SUPER DI PINGGIR JALAN<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kejujuran sebuah kata yang sangat sederhana tapi sekarang menjadi barang langka dan sangat mahal harganya. Memang ketika kita merasa senang dan segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, tetapi pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang berbenturan dengan perasaan, kita mulai tergoncang apakah tetap memegangnya, atau kita biarkan tergilas oleh keadaan. Sebuah kisah kejujuran yang sangat menyentuh hati, dua orang anak kecil menjajakan tisu di pinggir jalan. Membuat kita mesti belajar banyak tentang arti sebuah kejujuran.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Siang ini, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka makhluk-makhluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan,<span style="font-size: small;"> </span>"Terima kasih Oom!" Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka<span style="font-size: small;">.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiToMgccetFo7shTRZEhpJR_eVal3vGm9yfMXzzAVZMev_89BElPtwTdlGAi4GSPT7VaXipxP3Z-ysQziGHUpuhVDmrDoqgcdN9jr7HDFbvA_mR80YrP95339qUQ23Z9BaSYi2ozBxsbqbr/s1600/anak.jpg" imageanchor="1"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiToMgccetFo7shTRZEhpJR_eVal3vGm9yfMXzzAVZMev_89BElPtwTdlGAi4GSPT7VaXipxP3Z-ysQziGHUpuhVDmrDoqgcdN9jr7HDFbvA_mR80YrP95339qUQ23Z9BaSYi2ozBxsbqbr/s320/anak.jpg" height="250" width="400" /></a> </span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki-laki itu pun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, dua pertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayuti langit Jakarta.
</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">"Terima kasih ya mbak<span style="font-size: small;">....</span>semuanya dua ribu lima ratus rupiah!", tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">"
Maaf, nggak ada kembaliannya<span style="font-size: small;">....</span>ada uang pas nggak mbak?"<span style="font-size: small;">,</span> mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">"Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan?<span style="font-size: small;">"</span>, suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">"Nggak punya!", tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata Ambil saja kembaliannya, dik! sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang, "Sudah buat kamu saja, nggak apa..apa ambil saja!", namun mereka berkeras mengembalikan uang <span style="font-size: small;">tersebut.</span>
"Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !". </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya. Tinggallah episode saya dan mereka. Uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar<span style="font-size: small;">,</span> "Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek!".
"Eeh nggak usah nggak usah biar aja nih!", saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, "Nanti dulu Om, biar ditukar dulu sebentar<span style="font-size: small;">"<span style="font-size: small;">.</span>"</span>Nggak apa apa, itu buat kalian lanjut saya".<span style="font-size: small;">"</span>Jangan<span style="font-size: small;">...</span>jangan oom, itu uang oom sama mbak yang tadi juga<span style="font-size: small;">."</span> anak itu bersikeras. "Sudah saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !", saya berusaha membargainya, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya. "Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ..." Ia memberi saya delapan pack tissue. "Buat apa?", saya terbengong. "Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu<span style="font-size: small;">"</span> .Walau dikembalikan ia tetap menolak. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah. <span style="font-size: small;">"</span>Terima kasih Om..<span style="font-size: small;">!", </span>mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, "Duit mbak tadi gimana ..?"<span style="font-size: small;">,</span> suara kecil yang lain menyahut, "Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin .<span style="font-size: small;">".</span>
Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tuhan, hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue.
Dua anak kecil yang bahkan belum balig, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Apa yang bukan milik kita, pantang untuk kita ambil.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<a href="http://maskolis.blogspot.com/"> Sumber. </a>
<br />
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-84729815392300243282012-12-18T06:11:00.002-08:002012-12-18T08:43:30.750-08:00KEKUATAN DALAM DIRI<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh37SDo3sz2Lu0E0pvgMRYI-6RtINXsqSrIdmYNna8DswDxZkrXu7ZBn2zsqTL-OfyoQNY1_li4LnNcUytBzBMQ6pw3Tdmx1Ilb5VlupADmFFCPpi5zkpkhwgr6UQW2Ni6GlEp5FQnS7xFQ/s1600/1189482_pelepasan_balon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh37SDo3sz2Lu0E0pvgMRYI-6RtINXsqSrIdmYNna8DswDxZkrXu7ZBn2zsqTL-OfyoQNY1_li4LnNcUytBzBMQ6pw3Tdmx1Ilb5VlupADmFFCPpi5zkpkhwgr6UQW2Ni6GlEp5FQnS7xFQ/s320/1189482_pelepasan_balon.jpg" width="214" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada sebuah festival kesenian, seorang penjual
balon melepaskan satu balon warna hijau ke udara, dan beberapa saat
kemudian dia melepaskan satu buah balon lagi. Hal ini dilakukan
semata-mata untuk menarik perhatian pengunjung festival.</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
Kemudian seorang anak berumur 6 tahun menghampiri penjual balon tersebut
dan bertanya, "Kalau balon berwarna merah dilepaskan apakah bisa
terbang ke udara juga?"</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span> </div>
<div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kemudian
si penjual balon berkata, "Yang membuat balon tersebut terbang ke udara
bukan karena warnanya. Tidak peduli mau warna merah, hitam, biru, atau
warna lainnya, semuanya tetap bisa terbang. Karena yang membuatnya bisa
terbang ke udara adalah gas yang terdapat dalam balon tersebut.</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> ==================</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> "Balon" → manusia</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> "Warna warni" → ras</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> "Yang membuatnya bisa terbang ke udara adalah gas yang terdapat dalam balon tersebut"</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> MAKSUDNYA</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> Mencapai puncak kesuksesan karena "kekuatan" yang dimiliki dari dalam dirinya sendiri</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> ==================</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> POWER seperti apa yang mampu membuat seseorang lebih berhasil dari sebelumnya?</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> P = Positive</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
Apa pun yang Anda pikirkan, Anda katakan dan Anda perbuat, lakukanlah
dengan positif. Berawal dari pikiran atau mind-set kita. Jika Anda mau
menanam dan memelihara mind-set yang negatif, konsekuensinya apa yang
dihasilkan dari pikiran tersebut tidak akan positif.</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> O = Optimist</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
Melihat kondisi sulit, mendengar komentar negatif orang lain terhadap
kita, mengalami kegagalan terus menerus, umumnya membuat kita menjadi
down dan pesimis. Manusiawi sekali memang, tapi mau sampai kapan jadi
pesimis? Seumur hidup? Ane lebih memilih bangkit dan coba lagi dengan
cara yang berbeda.</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> W = Willingness</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> Yakin saja tidak
cukup, seseorang memang harus ada kemauan dan action untuk
mewujudkannya. Will is not enough, you have to do. Kalau memang sudah
tidak ada kemauan berhasil, ini perkara sudah repot. Orang tersebut
harus menolong dirinya sendiri.</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> E = Enthusiasm</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> Manusia
kalau tidak punya antusiasme, sama seperti mobil kehabisan bensin.
Sebagus dan semahal apa pun mobilnya, kalau tidak ada bensin, ya percuma
saja. Sama seperti kita kalau punya impian yang luar biasa, mind-set
yang positif, tapi ketika mulai action tidak punya antusiasme, maka
semuanya sia-sia.</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> R = Refill</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> Battere hape saja ada
waktunya habis, apalagi dengan kekuatan dalam diri kita. Ada kalanya
kita memasuki masa sulit, sehingga kekuatan dalam diri kita semakin
melemah. <span style="font-size: small;"></span>Apa yang harus kita lakukan? Isi ulang (refill) kekuatan Anda.
Dengan apa? Isi dengan sesuatu yang mampu meningkatkan power Anda
kembali. Baca buku tentang motivasi, fokus pada achievement masa lalu,
bangkitkan kembali potensi, masukkan informasi yang positif (golden
wisdom) ke telinga Anda.</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> Jadi jangan khawatirkan latar belakang
Anda. Apa pun pendidikan Anda, baik itu lulusan lokal maupun lulusan
impor, atau bahkan tidak lulus SD, tak usah pesimis, karena bukan itu
semua yang menentukan seberapa tingginya Anda akan mencapai kesuksesan,
tapi lebih kepada POWER yang ada dalam diri Anda.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-55610959442592167642012-12-18T06:04:00.000-08:002012-12-18T08:44:55.655-08:00BELAJAR DARI SEMUT<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD8rG8z0KA6nIn0DJFxhuXQuxhyl6yhD78g75ujTzifX4ddLkzZXNwh06vmE9vRUhdVDiGkktNUukqwaHajwVAiyvrGxPHZl95RxvrfyxE51zfsIOxKgKfxjoNG7yHcVTscwac7flfUX4E/s1600/ant.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="283" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD8rG8z0KA6nIn0DJFxhuXQuxhyl6yhD78g75ujTzifX4ddLkzZXNwh06vmE9vRUhdVDiGkktNUukqwaHajwVAiyvrGxPHZl95RxvrfyxE51zfsIOxKgKfxjoNG7yHcVTscwac7flfUX4E/s320/ant.gif" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">1. Semut tdk pernah putus asa.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
Coba bentangkan tangan untuk menutup jalan yang dilalui semut. Semut
tak akan putus asa, apalagi berhenti. Tapi terus mencari rute lain.
Sudahkah kita memaksimalkan kerja dan tak pernah berhenti dalam
menjalani hidup ini?</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> 2. Semut rajinnya luar biasa.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Pernahkah melihat semut tiduran dan santai-santai?</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> semut selalu aktif, beker</span></span></div>
<div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">ja
menangkat makanan. bekerja merupakan bagian penting dlm hidup semut.
semut tdk pernah meras bosan dgn apa yg dia lakukan setiap hari. sebab
semut mempunyai tujuan dan arah hidup. Apakah anda sudah mempunyai arah
dan tujuan dlm hidup anda sekarang<span style="font-size: small;">?</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> 3. semut itu kuat.<br />
semut mampu mengangkat beban yang jauh lebih besar dari tubuhnya. semut
tak mengeluh, apalagi menyerah. mampukah kita menghadapi masalah hidup
dan tetap optimis seperti semut?</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> 4. semut berjiwa sosial.<br />
apa yang dilakukan semut ketika makanan yg hendak diangkut terlalu
berat? semut tdk mempunyai sifat egois., mereka akan tolong menolong dan
mengangkatnya bersama2. apakah anda egois? atau berjiwa sosial seperti
semut?</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">5. semut cepat melihat peluang<br /> semut cepat hadir
ketika dia mengetahui ada peluang untuk mendapatkan makanan. semuat tak
akan menyiakannya, sebab semuat tahu peluang hanya datang sekali saja.
apakah anda termasuk orang yang dapat menggunakan peluang dgn baik ?</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-86249448049970176832012-12-18T05:48:00.002-08:002012-12-18T08:47:59.772-08:00BELAJAR DARI SEBUAH AKAR<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1rNBe88LfMNmtd-LyYPzZYZb-x-qkpfqTYmq3iEXzMUvFb9yddg4FF1AfhbGaIArWqNM1Fxbnm7CSbxd_UzQZQrIoJ7cy776ccqaqOBo_e90J7ph3Zb5Slq5J_nWdAy1Eunq8Sx-Fd9mf/s1600/akar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1rNBe88LfMNmtd-LyYPzZYZb-x-qkpfqTYmq3iEXzMUvFb9yddg4FF1AfhbGaIArWqNM1Fxbnm7CSbxd_UzQZQrIoJ7cy776ccqaqOBo_e90J7ph3Zb5Slq5J_nWdAy1Eunq8Sx-Fd9mf/s1600/akar.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">AKAR itu begitu GIGIH, mencari air, MENEMBUS tanah yang KERAS, demi sebatang pohon.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ketika pohon TUMBUH dan BERBUNGA indah, maka pohon itu mendapat banyak pujian.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Apakah AKAR juga mendapat pujian?</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hmm.. Tentulah tidak, akan tetapi AKAR tak mengeluh, ia tetap sembunyi
didalam tanah, dan terus bekerja memberi makan untuk sang pohon.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
<br />
<div class="text_exposed_show">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari AKAR lah kita belajar KETULUSAN BUDI, KE-IKHLASAN, dan KERENDAHAN HATI. :)</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-62124989359536239092012-12-18T05:42:00.002-08:002012-12-18T08:58:02.870-08:00SEORANG WANITA DAN TUKANG BESI<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwo3lNH-7lO7OKyj-ScA-__LpcbO68Kx2i5lVtwVxW8QwGuA8rKF117pJ5kt4RJhr_KUOmQfrwAyE2WTxb-77_Dth0ZXoQODKhFP1BUJBmmxLwP2OSvQCzLHG6H4uuDNrSfP87UTTnmKtL/s1600/melati-kesucian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwo3lNH-7lO7OKyj-ScA-__LpcbO68Kx2i5lVtwVxW8QwGuA8rKF117pJ5kt4RJhr_KUOmQfrwAyE2WTxb-77_Dth0ZXoQODKhFP1BUJBmmxLwP2OSvQCzLHG6H4uuDNrSfP87UTTnmKtL/s1600/melati-kesucian.jpg" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span class="userContent">Ketika si tukang besi sedang duduk di rumahnya melepas lelah setelah
seharian bekerja, tiba-tiba terdengar pintu rumahnya diketuk orang. Si
tukang besi keluar untuk melihatnya, pandangannya menubruk pada sesosok
wanita cantik yang tak lain adalah tetangganya.<br /> <br /> Saudaraku, aku menderita kelaparan. Jika bukan k</span>arena
tuntutan agamaku yang menyuruh untuk memelihara jiwa (hifdz al-Nafs),
aku tidak akan datang ke rumahmu. Maukah engkau memberikan makanan
padaku karena Allah? Tutur wanita itu.</span></span></div>
<div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> <br /> Ketika itu, memang
tengah datang musim paceklik (kemarau). Sawah dan ladang mengering.
Tanah pecah berbongkah-bongkah. Padang rumput menjadi tandus hingga
hewan ternak menjadi kurus dan akhirnya mati. Makanan menjadi langka,
maka tak pelak kelaparan melanda sebagian besar penduduk desa itu. Hanya
sebagian kecil yang masih bisa bertahan.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Tidakkah engkau tahu
bahwa aku mencintaim? Akan kuberi engkau makanan, tetapi engkau harus
melayaniku semalam, kata tukang besi itu.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Si tukang besi memang
jatuh hati kepada tetangganya itu. Dia merayunya dengan berbagai cara
dan taktik, namun tak juga berhasil meluluhkan hati wanita itu.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Lebih baik mati kelaparan daripada durhaka kepada Allah, ujar wanita itu lagi sambil berlalu menuju rumahnya.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Setelah dua hari berlalu, wanita itu kembali mendatangi rumah si tukang
besi dan mengatakan hal yang sama. Demikian pula jawaban si tukang
besi.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Ia akan memberi makanan asalkan wanita itu mau
menyerahkan dirinya. Mendengar jawaban yang sama, wanita itupun kembali
ke rumahnya.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Dua hari kemudian, wanita itu datang lagi ke rumah
tukang besi itu dalam keadaan payah. Suaranya parau, matanya sayu, dan
punggungnya membungkuk karena menahan lapar yang tiada tara. Ia kembali
mengatakan hal serupa. Begitu pula jawaban si tukang besi, sama dengan
yang sudah-sudah. Wanita itu kembali ke rumahnya dengan tangan kosong
untuk kali ketiga.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Ketika itulah, Allah memberikan hidayah-Nya
kepada si tukang besi. Sungguh celaka aku ini, seorang wanita mulia
datang kepadaku, dan aku terus berlaku dzalim kepadanya, tutur tukang
besi dalam hatinya. Ya Allah aku bertaubat kepada-Mu dari perbuatanku
dan aku tidak akan mengganggu wanita itu lagi selamanya.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Si
tukang besi itu bergegas mengambil makanan dan pergi ke rumah wanita
itu. Diketuknya pintu rumah wanita itu. Tak lama berselang,
kerekekterlihat pintu terbuka dan muncullah sesosok wanita yang nampak
kuyu. Melihat si tukang besi berdiri di depan pintu rumahnya, wanita itu
bertanya, Apa keperluanmu datang ke rumahku?</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Aku bermaksud
mengantarkan sedikit makanan yang aku punya. Jangan khawatir, aku
memberinya karena Allah, jawab si tukang besi itu.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Ya Allah,
jika benar apa yang dikatakannya, maka haramkanlah ia dari api di dunia
dan akhirat, tutur wanita itu seraya menengadahkan kedua tanganya ke
langit.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Si tukang besi itu pulang ke rumahnya. Ia memasak
makanan yang tersisa buat dirinya. Tiba-tiba secara tak sengaja bara api
mengenai kakinya, namun kaki si tukang besi itu tidak terbakar.
Bergegas ia menemui wanita itu lagi.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"></span>Wanita yang mulia, Allah telah mengabulkan doamu, ujar si tukang besi.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Seketika itu, wanita itu sujud syukur kepada Allah.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Ya Allah engkau telah mewujudkan doaku, maka cabutlah nyawaku saat ini
juga. Terdengar suara lirih dari mulut wanita itu dalam sujudnya. Allah
kembali mendengar doanya. Wanita itupun berpulang ke Rahmatullah dalam
keadaan sujud.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Demikianlah kisah seorang wanita yang menjaga kehormatannya meskipun harus menahan rasa lapar yang tiada tara.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Setiap muslimah mestinya dapat mengambil itibar (pelajaran berharga)
dari berbagai kisah wanita sholehah yang telah diuraikan di muka.
Merekalah yang mestinya dijadikan suri tauladan dalam kehidupan
keseharian, bukan para artis yang menawarkan gaya hidup hedonisme dan
materialisme</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Semoga tulisan sederhana ini membawa banyak
manfaat bagi yang membacanya. Segala kesalahan adalah dari saya pribadi,
untuk itu saya mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan
kebenaran itu mutlak milik Allah Azza Wa Jalla...Wallahu Musta'an</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika . .</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span class="userContent"></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-89598669221237485772012-12-18T05:32:00.004-08:002012-12-18T08:59:48.072-08:00KUNCI SUKSES<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5R6W3YG6thVa9x16nmk3-MMRPqTH5ooA7jSFv7jRNt4721uUb7rN89ZNV98ZvNL-6XGIWFnPfYW19yR9ced-UFhEOVbQrqIt2Fu9ViAhGs36ZbfJXtyhJmbx1hgvrkxjODkzc34Un7JOq/s1600/doa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5R6W3YG6thVa9x16nmk3-MMRPqTH5ooA7jSFv7jRNt4721uUb7rN89ZNV98ZvNL-6XGIWFnPfYW19yR9ced-UFhEOVbQrqIt2Fu9ViAhGs36ZbfJXtyhJmbx1hgvrkxjODkzc34Un7JOq/s320/doa.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Mari aku dan kamu renungkan kunci sukses hidup:</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /> 1) Jendela kamar bilang: Lihat dunia<br /> diluar!<br /> 2) Langit langit kamar berpesan:<br /> Bercita-citalah<br /> setinggi mungkin!<br /> 3) Jam dinding berkata: Tiap detik itu</span></span><br />
<div class="text_exposed_show">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> berharga!<br /> 4) Cermin bilang: Berkacalah sebelum<br /> bertindak!<br /> 5) Kalender berbisik: Jangan<br /> menunda sampai besok!<br /> 6) Pintu berteriak: Dorong yg keras,<br /> pergi dan berusahalah...!<br /> Tapi... tiba-tiba...<br /> *) Lantai berbisik: Berlutut &<br /> Berdoalah, karena kunci kesuksesan<br /> kita harus dimulai dengan DOA!</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-21709416166815113912012-12-18T05:22:00.005-08:002012-12-18T09:02:32.970-08:00KISAH SEEKOR BURUNG PIPIT<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXqfjCHicVVpWeTiZqvYHuH-WkQYleKXUJCGZHsYA6wRtWKayFGG_RC-uPV4j8zzpgfgg9iBeyGDEBySynnkjncbEKitwfKzuwsHUpJK3QnE8KgI66DrC-lNGp9CQUFcvLsHDMWuGLD1Ue/s1600/pipit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXqfjCHicVVpWeTiZqvYHuH-WkQYleKXUJCGZHsYA6wRtWKayFGG_RC-uPV4j8zzpgfgg9iBeyGDEBySynnkjncbEKitwfKzuwsHUpJK3QnE8KgI66DrC-lNGp9CQUFcvLsHDMWuGLD1Ue/s1600/pipit.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan,</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">lalu mengumpat pada lingkungan yang dituduhnya tidak bersahabat.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dahulu menjadi
habitatnya, terbang jauh ke utara yang konon kabarnya, udaranya selalu
dingin dan sejuk.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Benar, pelan pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.</span></span></div>
<div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel
salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena
tubuhnya terbungkus salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel di sayapnya justru bertambah tebal.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Si Burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Dia merintih menyesali nasibnya.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Mendengar suara rintihan, seekor Kerbau yang kebetulan lewat datang
menghampirinya.- Namun si Burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor
Kerbau, dia menghardik si Kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa
makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya.
Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat
diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan memaki maki
si Kerbau. Lagi-lagi Si Kerbau tidak bicara, dia maju satu langkah lagi,
dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si
Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si Burung
mengira lagi bahwa dia pasti akan mati tak bisa bernapas.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Namun
perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada
bulunya pelan pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat
bernapas lega dan melihat kembali langit yang</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">cerah. Si Burung Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnya-nya.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri
sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan
kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa
salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih,
Si Burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan
teman yang ramah dan baik hati.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Namun apa yang terjadi
kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si Burung,
dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan oleh si Kucing.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Dari kisah ini, banyak pesan moral yang dapat dipakai sebagai pelajaran:</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">1. Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok buat kita.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">2. Baik dan buruknya penampilan, jangan dipakai sebagai satu satunya ukuran.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">3. Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang kadang bisa berbalik membawa hikmah</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">yang menyenangkan, dan demikian pula sebaliknya.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">4. Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan lupa dan jangan terburu nafsu, agar</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">tidak kebablasan.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">5. Waspadalah terhadap Orang yang memberikan janji yang berlebihan.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8717940682503001950.post-72191839121475960212012-12-17T06:41:00.000-08:002012-12-18T09:05:40.436-08:00PERJALANAN TAKDIR YANG MENAKJUBKAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMWAB4qBniXGCr0d0c9sMAarezFl0Ilb5edMwgTbuRalCmA87R1sfFK6-so6wfGUxe1HikP-2z1KM8VLco-szUs_WSHxlIWHz_ncwZA1o-DgWcxDpAoMthcl-8YfVWnLBgxPFd-plsx3Sd/s1600/matahari+terbit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMWAB4qBniXGCr0d0c9sMAarezFl0Ilb5edMwgTbuRalCmA87R1sfFK6-so6wfGUxe1HikP-2z1KM8VLco-szUs_WSHxlIWHz_ncwZA1o-DgWcxDpAoMthcl-8YfVWnLBgxPFd-plsx3Sd/s320/matahari+terbit.jpg" width="320" /></a></div>
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Pada suatu hari sepasang suami isteri sedang makan bersama di rumah mereka..</span></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Sedang mereka makan, kedengaran pintu rumah mereka</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">diketuk oleh seseorang..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Si isteri telah membuka pintu dan dilihatnya seorang lelaki meminta sedekah..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span></span></div>
<div class="text_exposed_show" style="display: inline;">
<div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Si isteri merasa terharu dan dia bermaksud hendak memberikan sesuatu..</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Tetapi sebelumnya dia bertanya dahulu kepada suaminya:"Wahai suamiku, bolehkah aku memberikan makanan kepada pengemis ini?"..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Alangkah sedihnya hati si isteri apabila mendengar jawaban daripada suami yang dicintai yang telah menjawab:"Tidak usah! Usir saja dia, dan tutup kembali pintu!"..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Dengan kuasa Allah, pada suatu ketika si suami yang menjalankan perniagaan telah mengalami kerugian yang teruk dan menderita kerana banyak hutang, sehingga rumahtangga mereka porak peranda..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Akhirnya rumahtangga mereka musnah akibat berlaku perceraian..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Tidak lama setelah itu bekas isterinya Menikah lagi dengan seorang pedagang di kota..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Dikisahkan, pada suatu hari ketika ia sedang makan bersama suaminya (yang baru), tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk orang..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Setelah dibuka pintu ternyata tamu tak diundang itu adalah seorang pengemis yang sangat mengharukan hati wanita itu..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Maka wanita itu berkata kepada suaminya:"Wahai suamiku bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?"..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Suaminya menjawab:"Berilah makan kepada pengemis itu."..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Setelah memberi makanan kepada pengemis itu isterinya masuk ke dalam rumah sambil menangis..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Suaminya dengan perasaan heran bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis?? Apakah engkau menangis karena aku menyuruhmu memberikan daging ayam kepada pengemis itu?"..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Wanita itu menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan nada yang sedih dan sambil terisak-isak menahan tangis:</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">"Wahai suamiku, aku sedih dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan hatiku.. Tahukah engkau siapa pengemis yang ada di luar itu? Dia adalah suamiku yang pertama dahulu."..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Mendengar keterangan isterinya sedemikian, sang suami sedikit terkejut..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Tetapi segera ia pula bertanya:"Dan tahukah engkau siapa aku yang kini menjadi suamimu ini? Aku adalah pengemis yang dulu diusirnya..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Begitulah kisahnya, saudara-saudaraku, maka berikan sesuatu itu kepada yang haqnya..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Jangan suka menghina dan mencaci sesama kita, terutama yang kurang bernasib baik..</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">ALLAH itu MAHA KUASA,ALLAHU AKBAR...</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">RENUNGAN:</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">3 golongan yg tidak akan memasuki syurga...</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">1) Orang yg durhaka kepada kedua orang tuanya...</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">2) Penagih arak...</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">3) Orang yg mengungkit-ungkit sedekahnya...</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">Maksud Al-Hadis Riwayat An-Nasai</span></span></span></div>
<div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 18px;">
</span></span></span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01875205715192109506noreply@blogger.com0